Sabtu, 23 Oktober 2010

Rancangan Program Kerja PMB Kec.Batam Kota 2010-2013

1. Membuat Jadwal Khotib Jumat secara reguler khusus Batam Kota
2. Membuat Jadwal Kuliah Ramadhan secara reguler khusus Batam Kota
3. Mencari Khatib pengganti, jika Khatib yagn sudah di tunjuk berhalangan
4. Bekerjasama dengan pengurus Masjid di Kecamatan Batam Kota dalam hal membantu
operasional PMB Kec.Batam Kota
5. Mengadakan arisann bulanan muballiq Kec.Batam Kota
6. Membentuk Unit Usaha seperti :
1. Pencucian Mobil/Motor serta acsesories
2. Penjualan Hewan untuk Aqiqah, Qurban dan lain lain
3. Outlet perlengkapan muslim dan muslimah
4. Penjualan sembako
5. Pangkalan Elpiji
6. Lain lain yang dianggap relevan
7. Membuat Badan Hukum Yayasan atau CV/PT atau Koperasi
8. Membuat Pengajian secara berkala di beberapa stasiun Radio dan TV secara rutin
9. Mengadakan kerjasama dengan badan badan dakwah baik di dalam maupun luar negeri
10. Mengusahakah seragam muballigh PMB Kec Batam Kota
11. Mengadakan studi banding ke Negara-negara berbasis Islam lainnya
12. Meningkatkan keterampilan muballigh dengan diklat dan atau mengirim muballigh ke
lembaga diklat dakwah secara nasional maupun internasional
13. Membuat buletin dakwah setiap jumat dan setiap bulan sebagai forum silaturahim
dan forum intelektual muballiqh
14. Memberikan asuransi kecelakaanj dan kematian secara gratis kepada anggota PMB
Kec Batam Kota
15. Memberikan insentif kepada pengurus PMB Kec Batam Kota jika organisasi sudah
mempunyai income tetap
16. Bekerjasama denagn pengusaha di sekitar Batam Kota
17. Membuat website PMB Kec. Batam Kota

Panitia Rapat Kerja PMB Kec Batam Kota

Ali Basya Hasibuan, S.Pd.I (Ketua Panitia)
Zainal Arifin, MBA (Sekretaris)

Rabu, 11 Agustus 2010

P E T I R

Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut guruh atau geledek. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, bervariasi tergantung temperatur, kelembaban dan tekanan udara). Sehingga suara gemuruh biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, di mana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), di mana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan. [Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Petir dan http://id.wikipedia.org/wiki/Guruh]
Kilatan Petir dan Geledek dalam Kacamata Syari’at Islam
Ada tiga istilah untuk kilatan petir dan geledek yaitu ar ro’du, ash showa’iq dan al barq. Ar ro’du adalah istilah untuk suara petir atau geledek. Sedangkan ash showa’iq dan al barq adalah istilah untuk kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.[ Lihat penjelasan para ulama selanjutnya. Mengenai makna istilah ar ro’du dan ash showa’iq, silakan lihat Rosysyul Barod Syarh Al Adab Al Mufrod, Dr. Muhammad Luqman As Salafi, hal. 381, Dar Ad Da’i, cetakan pertama, Jumadil Ula, 1426 H.]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, ”Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen) pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang ar ro’du, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ
”Ar ro’du adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.”[ HR. Tirmidzi no. 3117. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Disebutkan dalam Makarimil Akhlaq milik Al Khoro-ithi, ’Ali pernah ditanya mengenai ar ro’du. Beliau menjawab, ”Ar ro’du adalah malaikat. Beliau ditanya pula mengenai al barq. Beliau menjawab, ”Al barq (kilatan petir) itu adalah pengoyak di tangannya.” Dan dalam riwayat lain dari Ali juga,” Al barq itu adalah pengoyak dari besi di tangannya”.”
Kemudian Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan lagi, ”Ar ro’du adalah mashdar (kata kerja yang dibendakan) berasal dari kata ro’ada, yar’udu, ro’dan (yang berarti gemuruh, pen). … Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan (menggetarkan) awan, lalu memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan setiap gerakan di alam ini baik yang di atas (langit, pen) maupun di bawah (bumi, pen) adalah dari malaikat. Suara manusia dihasilkan dari gerakan bibir, lisan, gigi, lidah, dan dan tenggorokan. Dari situ, manusia bisa bertasbih kepada Rabbnya, bisa mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Oleh karena itu, ar ro’du (suara gemuruh) adalah suara yang membentak awan. Dan al barq (kilatan petir) adalah kilauan air atau kilauan cahaya. … ”[ Lihat Majmu’ Al Fatawa, 24/263-264.]
Ketika menafsirkan surat al Baqarah ayat 19, As Suyuthi mengatakan bahwa ar ra’du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa ar ro’du adalah suara malaikat. Sedangkan al barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.[ Tafsir Al Jalalain, surat Al Baqarah ayat 19, Mawqi’ At Tafasir.]
Kesimpulan:
Ar ro’du kadang dimaknakan dengan malaikat yang ditugasi mengatur awan. Ada pula yang berpendapat bahwa ar ro’du (geledek) adalah suara malaikat. Sedangkan al barq atau ash showa’iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung. Karena apa yang diperbuat oleh malaikat ini termasuk ranah ghoib, maka kewajiban kita hanyalah mengimaninya saja, dan tidak boleh mengingkari.
Do’a Ketika Mendengar Petir
Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,
سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ
”Subhanalladzi sabbahat lahu” (Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya). Lalu beliau mengatakan, ”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.”[ Lihat Adabul Mufrod no. 722, dihasankan oleh Syaikh Al Albani.]
Apabila ’Abdullah bin Az Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya). Kemudian beliau mengatakan,
إِنَّ هَذَا لَوَعِيْدٌ شَدِيْدٌ لِأَهْلِ الأَرْضِ
”Inilah ancaman yang sangat keras untuk penduduk suatu negeri”.[ Lihat Adabul Mufrod no. 723, dishohihkan oleh Syaikh Al Albani.]
Jadi, do’a yang bisa dibaca ketika mendengar geledek atau suara petir adalah bacaan: “Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).
Insya Allah, berikutnya kita masuk pada pembahasan beberapa keringanan yang diperoleh seorang muslim ketika hujan turun.
Semoga Allah mudahkan.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Senin, 09 Agustus 2010

MARHABAN YAA RAMADHAN

Asslamu'alaikum Wr Wb

Marhaban yaa ramadhan....

Mari kita sambut bulan suci Ramadhan dengan sukacita dan kegembiraan, sebagai mana yang disabdakan nabi dalam sebuah hadits

Man fariha biduhuli romadhon harromallohu jasadahu 'ala niiran

Barang siapa yang gembira dengan datangnya bulan suci ramadhan Allah akan mengharamkan jasadnya disentuh api neraka...

gembira dengan datangnya bulan ramadhan menjadi kunci sukses bagi kita untuk menyambut ramadhan ini dengan suka dan cita untuk lebih meningkatkan amal ibadah kita dan kita menjadi muslim yang di ridhoi Allah SWT

Terakhir dari penulis, semoga bermanfaat mutiar mutiara yang akan kami hadirkan selama bulan suci ramadhan

Salam
Ahmadin

Sabtu, 05 Juni 2010

Pengumuman

Pengumuman 5/08/2010

Walikota Batam mengundang kepada seluruh muballigh PMB untuk hadir pada jum'at 6 Agustus 2010 (Ashar Berjamaah) bertempat di Masjid Raya Batam, acara pelepasan muballigh ramadhan.
ttd
(Ketum)



Hasil rapat PMB batam kota dengan kecamatan tentang standar honor khotib, dimohon seluruh khatib untuk tidak lagi menerima honor yang diserahkan pengurus masjid dan diarahkan untuk disetor ke kolektor Kantor Urusan Agama (KUA).

ttd
Sekum cc Ketum

Sabtu, 24 April 2010

Jumat, 19 Maret 2010

Minggu, 14 Maret 2010

KITAB-KITAB ISLAM

Kitab "Durratun Nashihin"

Kitab "Durratun Nashihin" menghimpun mutiara nasihat, peringatan, ceritera-ceritera menarik dan penjelasan hukum, serta permasalahan yang meliputi duniawi dan ukhrawi, yang bertolak dari sumber aslinya (yakni Al Qur'an, Al Hadits dan Qiyas).
"Durratun Nashihin" bermakna "mutiara para juru nasihat", dimana dalam Pendahuluan, penulis kitab ini yang bernama Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khaubawi antara lain berkata: "Aku adalah seorang hamba yang haus rahmat Allah swt, menetap di sebuah kota bernama Konstantinopel, berharap semoga Allah swt selalu melindungi negeri kami dan negeri-negeri lainnya dari segala bencana dan bahaya. Amien. Kitab ini sudah sejak lama dikaji dipelajari dan dijadikan literatur di Pondok Pesantren, Perguruan Islam bahkan dewasa ini masyarakat luaspun mulai tertarik untuk membaca dan mempelajarinya.
"Durratun Nashihin" terbagi dalam beberapa Pengajian yang terdiri atas Fadlilah-Fadlilah (mis.nya Fadlilah Shalat Berjamaah, Fadlilah Birrul Walidain, Fadlilah Berdzikir dsb.nya) yang didukung ayat-ayat Al Qur'an, Haditsnya serta dilengkapi dengan pendapat para ulama dan kisah-kisah yang relevan dengan pembahasan masing-masing Fadlilah.
Fadlilah Birrul Walidain
Al Qur'anul Karim - Surat An Nisa ayat 36, berbunyi: "Dan sembahlah Allah, janganlah Dia sekutukan dengan sesuatu apapun, dan berbaktilah sesempurnanya kepada ayah - ibu , dan berbaiklah kepada sanak-keluarga terdekat, anak-anak yatim, dan fakir-miskin serta tetangga terdekat, tetangga jauh, juga kawan sejawat dan ibnu sabil, dan mereka yang jadi pembantumu . Sungguh Allah tidak suka kepada orang-orang sombong lagi membanggakan diri".
Menurut para ulama dalam "Tambihul Ghafilin" ada 10 hak bapak-ibu yang wajib dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Memberi makan, jika mereka memerlukannya.
2. Memberi pelayanan, bila dibutuhkannya.
3. Memenuhi panggilannya.
4. Mentaati perintahnya, kecuali disuruh maksiat.
5. Berbicara dengan lemah lembut dan tidak menyakitkan hati.
6. Memberi pakaian sesuai kemampuan.
7. Berjalan dibelakangnya, tidak tergesa-gesa dengan mendahuluinya.
8. Mencari keridlaan hatinya.
9. Menghindari hal-hal yang dibencinya.
10. Memohonkan ampun bagi keduanya, ketika berdo'a.
Dari Abu Hurairah ra. Nabi Muhammad saw. bersabda:
"Ketika anak Adam sudah meninggal dunia, maka terhentilah pahala amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu: Sedekah jariah, do'a anak shaleh untuk kedua orang-tuanya dan ilmu yang bermanfaat yang ditinggalkannya sesudah meninggal dunia."
Selanjutnya dalam Surat Luqman ayat 14, Allah swt. berfirman: "Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu-bapakmu ".

H i k a y a h: Pada suatu waktu Nabi Sulaiman bepergian menjelajah kawasan antara langit dan bumi, hingga tiba di samudera yang besar ombaknya. Kemudian ia memerintahkan pada angin supaya berhenti berhembus. Dan kepada jin ifrit ia perintahkan agar menyelam kedalam samudera. Maka didasar samudera dilihatnya sebuah kubah mutiara-putih yang rapat tidak berlobang. Kemudian dibawanya keatas permukaan air, dan diserahkan kehadapan raja Sulaiman as. Maka dengan do'anya bergeserlah daun pintunya dan terbukalah kubah itu. Didalamnya nampak seorang pemuda yang sedang bersujud. Ketika ditanya Nabi Sulaiman as.: "Siapakah kamu, dari jenis malaikat, jin atau manusia?" Jawabnya: "Aku dari jenis manusia". "Lalu amal apakah yang mengangkatmu setinggi ini?" Jawabnya: "Dengan berbakti kepada kedua orang-tua. Disaat lanjut usia, ibu kugendong diatas punggungku, dan disaat itulah terdengar do'a ibuku: "Ya Allah, berikanlah sifat qana'ah kepada anakku ini, dan berikan pula tempat untuknya nanti sepeninggalku, bukan di bumi dan bukan pula di langit." (Majma' Latha-if)

A L - U M M

Al-Umm berarti Kitab Induk, sebuah kitab tebal yang menjelaskan secara terperinci tentang Ilmu Fiqh yang ditulis oleh seorang ulama- besar Al Imam Asy-Syafi'i ra, yang kemudian menimbulkan Madzhab Syafi'i
Karangan Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i ra. (Al Imam Asy-Syafi'i ra.) sangat banyak, diperkirakan mencapai 113 buah, tentang Tafsir, Hadits, Fiqh, Kesusasteraan Arab dan ilmu Ushul-Fiqh yang pertama disusun orang. Kitab Al-Umm tidak disusun sendiri oleh Imam Syafi'i tetapi dibantu oleh murid-muridnya, dimana yang paling berjasa adalah muridnya yang bernama Ar-Rabi' bin Sulaiman yang wafat pada usia 129 tahun.
Kitab Al-Umm terdiri dari beberapa Pasal/Bab misalnya bagian yang membahas Bersuci (Ath-Thaharah) terdiri dari Bejana (tempat air) yang boleh digunakan untuk berwudhu'- Bejana yang bukan kulit dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan Persyaratan Air yang boleh dipakai untuk wudhu', Tata-Cara Berwudhu' dan hal-hal yang membatalkannya, Tata Cara Mandi Junub, berTayamum, masalah bagi wanita-Haid dan seterusnya.
Bagian pertama Al-Umm banyak mengupas tata-cara Shalat termasuk Adhan, Arah-Kiblat, Shalat-Berjamaah, Kedudukan Imam dan Makmum dalam Shalat-Berjamaah, Wanita dalam Shalat serta Shalat yang diQasharkan dan sebagainya.

Pembahasan Ilmu-Fiqh ini sudah barang tentu dilengkapi dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, misalnya, Dikabarkan kepada kami oleh Abuz-Zannad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw. bersabda, yang artinya: "Apabila seseorang kamu bangun dari tidurnya, maka tidaklah membenamkan tangannya dalam bejana, sebelum membasuhkannya tiga kali. Sesungguhnya ia tidak tahu, dimanakah tangannya itu tidur". Dan dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 6, Allah 'Azza wa Jalla berfirman: "Apabila kamu berdiri hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku!"
Kitab Al-Umm ini sudah mulai banyak diterjemahkan orang, antara lain kedalam Bahasa-Indonesia misalnya terjemahan Prof. Teuku H. Ismail Yakub SH MA yang diterbitkan oleh Victory Agencie - Kuala Lumpur, terdiri dari 9 jilid, dimana tiap jilid berisi tidak kurang dari 400 halaman.

Ihya Ulumiddin

Ihya Ulumiddin artinya Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama, sebuah kitab yang sangat terkenal hasil karya Imam Al-Ghazali, atau lengkapnya Imam Abu Hamid Muhamed Bin Muhammad Al-Ghazali.
Pada waktu itu ilmu-ilmu Islam sudah hampir teledor (terlena) oleh Filsafat Yunani, khusus Filsafat Aristoteles yang pada waktu itu dinamai 'Ulumul Awail artinya pengetahuan orang jaman purbakala. Untuk menhadapi keadaan demikian Imam Al-Ghazali mempersiapkan diri dengan memperbanyak bekal mendalami Ilmu-Kalam, Ilmu-Fiqh dan Ilmu Filsafat, hingga lahirlah karya-karya "Al-Munqidu minadl dlalal" (Pembangkit dari Lembah Kesesatan), "Maqashid al=Falasifah" (Tujuan para Filosoof) dan "Tahafut al-Falasifah" (Kekacau-balauan para Filosoof)
Kitab Ihya' Ulumiddin, buah tangan Al-Imam Al-Ghazali adalah salah satu karya besar dari beliau dan salah satu karya besar dalam perpustakaan Islam. Meskipun ada berpuluh lagi karangan Ghazali yang lain, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan Islam, namun yang menjadi inti-sari dari seluruh karangan-karangan beliau itu ialah Kitab Ihya' Ulumiddin.
Apabila ilmu telah dihidupkan kembali, syariat mesti bertemu dengan hakikat, amal saleh mesti dinyawai oleh Iman dan disamping riadlah jasmani (latihan badan)kita, adalah riadlah annafs atau riadlah qalb (latihan jiwa atau latihan hati). Disitulah kita mendapat "Haqiqat al Hajjah" (hidup yang sejati).
Sejak daripada ibadat, sembahyang, puasa, zakat dan haji, sampai kepada mu'amalat (pergaulan hidup manusia sehari-hari), sampai kepada munakahat (pembangunan rumah-tangga), sampai kepada hukum-hukum pidana, semuanya beliau cari isi dan umbinya, inti atau sarinya dalam alam hakikat dan hikmat, sehingga hidup kita sebagai muslim berarti lahir dan bathin. (Hamka). Kitab Ihya' Ulumiddin diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh Ustadz Tengku H. Ismail Yakub MA SH pada 10 Rabi'ul-Akhir 1383 H / 30 Agustus 1963 M di Medan yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat termasuk Menteri Agama Bp K.H. Saifuddin Zuhri dan Al-Ustadz Dr H.A. Malik Karim Amrullah (Dr Hamka).

Ihya' Ulumiddin terbagi dalam beberapa Kitab mulai dari "Kitab Menerangkan Ilmu Pengetahuan", "Kitab Qaidah-Qaidah I'tiqad", "Kitab Rahasia Bersuci" dan seterusnya. Setiap Kitab terdiri dari beberapa Bab, misalnya Kitab Menerangkan Ilmu Pengetahuan berisi 7 Bab, dimana Bab I menguraikan tentang Kelebihan Ilmu, Keutamaan Belajar, Keutamaan Mengajar dan Dalil-dalil Akal, sampai Bab 7: Tentang Akal.

Tafsir Al-Maraghi

Ada beberapa Kitab Tafsir Al-Qur'an Bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh para ulama, mahasiswa bahkan kini banyak masyarakat Islam yang memanfaatkan Tarjamah dan Tafsir Al-Qur'an untuk memperdalam pengertian dan makna yang terkandung dalam kitab suci ummat Islam - Al Qur'an. Salah satu diantaranya adalah Tafsir Al-Maraghi yang disusun oleh Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh Bahrun Abubakar.
Dalam kitab tafsir ini Al-Maraghy mengatakan bahwa masyarakat tentu membutuhkan kitab-kitab tafsir yang mampu memenuhi kebutuhan mereka, disajikan secara sistematis, diungkapkan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, dan masalah-masalah yang dibahas benar-benar didukung dengan hujjah , bukti-bukti nyata serta berbagai percobaan yang diperlukan. Bisa pula dinukilkan pendapat-pendapat para ahli dalam berbagai cabang ilmu yang berkait erat dengan Al-Qur'an, selaras dengan syarat penyajian yang harus sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern. Kita juga harus mengesampingkan permasalahan yang berkait dengan ceritera-ceritera yang bisa dipakai oleh para muffasir terdahulu, sebab ceritera-ceritera tersebut justru bertentangan dengan kebenaran. Hanya kepada Allah kami memohon taufiq dan petunjuk, serta menuntun kami kejalan yang lurus. (Awal Muharram 1365 H - Ahmad Musthafa Al-Maraghy).
Metode Penulisan Tafsir Al-Maraghi:
1. Menyampaikan Ayat-ayat di Awal Pembahasan.
Setiap pembahasan dimulai dengan satu atau lebih ayat Al-Qur'an yang disusun sedemikian rupa untuk memberikan pengertian yang menyatu.
2. Penjelasan Kata-kata. Disertakan penjelasan kata secara bahasa untuk kata yang sulit dipahami.
3. Pengertian Ayat Secara Ijmal. Makna ayat secara ijmal akan memberikan pengertian global sebelum memasuki pengertian tafsir.
4. Asbabu'n-Nuzul (Sebab-sebab Turun Ayat). Dilengkapi dengan penjelasan Sebab-sebab Turun Ayat tertentu.
5. Mengesampingkan Istilah-istilah yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan
Yang dimaksud ilmu pengetahuan disini misalnya Ilmu Sharaf, Nahwu, Balaghah dan sebagainya. Ilmu ini dianggap ilmu khusus (spesifik) yang akan menghambat pemahaman tafsir.
6. Gaya Bahasa Para Mufassir. Gaya Bahasa yang mudah dicerna oleh alam pikiran saat ini dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
7. Pesatnya Sarana Komunikasi di Masa Modern. Sesuai dengan perkembangan sarana komunikasi, maka bahasa tafsir sebagai bahasa komunikasi perlu memiliki sifat sederhana yang mudah dimengerti maksud tujuannya.
8. Seleksi terhadap Kisah-kisah yang terdapat dalam Kitab-kitab Tafsir.
Kisah-kisah yang dianggap kurang ilmiah dikhawatirkan dapat menimbulkan kontradiktif dengan akal-sehat bahkan mungkin bertentangan dengan maksud ayat yang ditafsirkan
9. Jumlah Juz Tafsir. Kitab tafsir ini disusun menjadi 30 jilid , setiap jilid satu juz Al-Qur'an, dengan maksud mempermudah para pembaca.
Fiqhussunnah (Fikih Sunnah)
Kitab ini sesuai yang dikatakan pengarangnya (Sayyid Sabiq) membahas masalah-masalah Fikih Islam dengan disertai dalil-dalil Al-Qur'an dan Sunnah Nabi yang sah, begitupun Ijma' (persetujuan, konsensus) dari umat Islam. Disajikan secara mudah dan gampang serta melenyapkan pertikaian dan fanatik madzhab.
Dalam Pendahuluan kitab ini banyak dicantumkan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits antara lain Firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi, artinya: "Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu menjadi contoh utama bagi orang-orang yang mengharapkan keridhaan Allah dan Hari Akhirat serta banyak mengingat Allah".
Kitab ini disusun secara sistimatis dan lengkap, misalnya dalam membahas Shalat pertama-tama dibahas Kedudukannya, yang dimaksud adalah kedudukan Shalat dalam agama Islam, dimana Shalat menempati kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadat manapun juga. Ia merupakan tiang agama, sesuai sabda Rasulullah saw : "Pokok urusan ialah Islam, sedang tiangnya adalah shalat , dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah".
Setelah membahas Kedudukan Shalat, kemudian dibahas Hukum meninggalkan shalat, Waktu-waktu shalat, Adzaan, Syarat-syarat shalat, Fardhu-fardhu, Sunnat-sunnat shalat dan dilengkapi dengan Dzikir-dzikir dan do'a-do'a setelah memberi salam. Bagian ke 2 dari kitab ini masih melanjutkan pembahasan perihal shalat mencakup antara lain bahasan Mengqadla Shalat, Shalat bagi orang sakit, Shalat dalam perjalanan, Shalat Jum'at yang dilengkapi dengan Khutbah Jum'at dan diakhiri dengan pembicaraan mengenai Shalat 'Idul Fithri dan 'Idul Adha.

Tafsir Jalalain

Kitab tafsir ini, sesuai kata pengantar penerjemahnya (Mahyudin Syaf dan Bahrun Abubakar, Lc.) merupakan kitab tafsir yang menonjolkan segi pembahasan ilmu nahwu, sharaf dan qira-ahnya atau penganalisaan segi susunan kalimat, asal-usul kata-katanya, dan segi bacaannya.
Kitab Tafsir Jalalain terdiri atas 2 jilid, masing-masing ditulis oleh seorang penulis. Mulai dari surat Al Baqarah hingga akhir surat Al Isra ditulis oleh Al-'Allamah al-Muhaqqiq Jalalud-Din as-Suyuthi. Sedangkan mulai dari surat Al-Kahfi hingga surat An-Naas ditulis oleh Al-Allamah al-Muhaqqiq Jalalud_din Muhammad ibnu Ahmad al-Mahalliy

Untuk melengkapi terjemahan tafsir ini, pada setiap surat dicantumkan pula "asbabun-nuzul"nya yang berasal dari kitab Lubabun-Nuqul karya Imam Jalalud-Din as-Suyuthi.Kitab ini tertera didalam hasyiyah (catatan pinggir) kitab Tafsir Jalalain. Selain itu ditambahkan pula terjemahan kitab Nasikh wal-Mansukh karya Imam Ibnu Hazm, mengingat masalah ini berkaitan erat dengan masalah tafsir. Dengan kata lain ilmu nasikh dan mansukh merupakan salah satu sarana untuk memahami kesimpulan makna yang dikandung oleh ayat-ayat Al Qur'an.
Dalam terjemahan ini sengaja didahulukan tafsir surat al-Fatihah yang diletakkan pada awal kitab agar dapat disesuaikan dengan mush-haf'Utsmaniy yang ada sekalipun menurut kitab aslinya ia diletakkan dibelakang. Kitab Tafsir Jalalain ini sangat populer dikalangan ummat Islam di Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Ia banyak dipakai di madrasah-madrasah tingkat 'Aliyah dan bahkan di kalangan universitas Islam pun kitab tafsir ini dijadikan salah satu dari bahan referensinya dalam cabang tafsir.

Bulughul-Maram

"Bulughul-Maram Min Adillatil-Ahkam" adalah judul asli dari kitab ini yang dikarang oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani, merupakan kitab Fiqh yang berdasar sunnah Rasulullah saw., banyak terpakai dimana-mana termasuk di Indonesia terutama di madrasah-madrasah dan pesantren-pesantren.
Kitab ini oleh penterjemahnya yakni A Hassan dibagi dalam dua jilid yang mengandung juz-juz 'Ibadah, Mu'amalah, Munakahah dan Jinayah. Sebelum sampai pada materinya, oleh penterjemah dicantumkan beberapa pengertian yang berkaitan dengan Hadits, Ushulul-Fiqh dan istilah-istilah lain yang berkaitan dengan ilmu Fiqh.
Pengertian atas istilah-istilah dicantumkan dalam bab Pendahuluan hingga mempermudah pembaca dalam memahami permasalahan yang dibahas pada bab selanjutnya, misalnya tentang arti-kata "Hadits" yang dijabarkan sebagai ucapan, perkataan atau sabda Nabi Muhammad saw. Bila disebut Hadits Bukhari maknanya adalah Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari di dalam kitabnya. Sedangkan Lafazh Hadits yang diucapkan oleh Rasulullah saw. dinamakan matan Hadits atau isi Hadits. Selanjutnya istilah "A-tsar" dimaksudkan sebagai ucapan atau perkataan para sahabat Nabi saw. pada waktu itu, yang kemudian mempunyai padanan arti dari istilah "Riwayat".
Pasal-pasal yang mengandung penjelasan atas istilah ini memang perlu dimengerti oleh pembaca terutama bagi mereka yang baru mempelajari ilmu-Fiqh, karena didalam menjabarkan satu kata sering tidak hanya diuraikan arti katanya saja tapi diperluas dengan deskripsi maknanya misalnya kata "Sanad" selain arti kata tersebut juga diberikan penjelasan tentang rangkaiaannya dengan kata Rawi - Mudawwin - Shahabi - Tabi-i serta Auwal Sanad dan Akhirnya.
Seperti halnya kitab-kitab Fiqh yang lain, Bulughul Maram memulai bahasannya dengan masalah Thaharah dilanjutkan dengan Wudlu kemudian diikuti bab yang secara lengkap membahas tentang Shalat dan diakhiri dengan penjelasan Kitab Kelengkapan berisi uraian perihal Adab, Kebaikan dan Hubungan, Zuhud dan Wara serta Akhlak yang Tercela
Riadhus Shalihin
Kitab yang ditulis oleh Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf Annawawy dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh H salim Bahreisy ini sangat populer dikalangan masyarakat Islam, tidak hanya di lingkungan madrasah, pesantren atau perguruan tinggi Islam saja, tapi banyak diminati oleh masyarakat umum, karena banyak menyangkut kehidupan sehari-hari. Kitab ini membimbing pembacanya menuju pada pengertian Agama dalam bidang Iman dan Akhlak, yang benar-benar merupakan jiwa atau pokok terpenting dalam agama Islam.
Dalam kitab ini penulis berusaha mengumpulkan dan menyajikan hadits-hadits sahih yang dapat menjadi perintis jalan menuju akhirat. Juga sebagai tuntunan Adab lahir batin yang berisi anjuran dan larangan, latihan jiwa, didikan akhlak, obat hati, pemeliharaan badan dan sebagainya.
Penyajian setiap masalah didahului terlebih dahulu dengan Firman Allah swt yang terdapat dalam Al Qur'an yang disusul dengan Hadits yang sahih serta uraian maknanya.
Pada pasal pertama disajikan masalah Niat Ikhlas dalam semua perkataan, perbuatan lahir dan bathin, dilanjutkan dengan Tobat, Sabar, Sidiq (benar), Muroqobah (Kewaspadaan, Pengawasan), Taqwa (Menjaga diri), Yaqin dan Tawakal serta Istiqomah.
Bila materi yang terdapat dalam Riadhus Shalihin benar-benar dimengerti dan dihayati mampu teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari di dunia fana ini, Insya Allah akan terhindar dari malapetaka hidup yang diakibatkan stress, khawatir, frustrasi dan kehilangan keseimbangan diri. Ajaran syukur ni'mah, sabar dan istiqamah akan menstabilkan perjalanan hidup seseorang menuju keridhaan-Nya walaupun terjadi berbagai macam erosi dan krisis yang melanda kehidupan ini. Amien.

Al - Adzkar

"Al-Adzkar" dapat diterjemahkan "Kumpulan Dzikir", salah satu dari sekian banyak kitab yang ditulis oleh Syaikhul Islam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, yang lebih dikenal dengan panggilan Imam An-Nawawi.
Menurut penerjemah kitab ini, Drs M Tarsi Hawi, Imam An-Nawawi dilahirkan di deas Nawa, wilayah Damaskus pada tahun 618 Hijriyah. Selama hayatnya dia menyumbangkan seluruh hidupnya untuk ilmu pengetahuan (Agama) sampai wafatnya pada tahun 667 H di Nawa. Imam An-Nawawi memang dikenal sebagai ulama yang banyak mewarnai faham mazhabnya, mazhab Syafi'i. Pendapat-pendapatnya banyak dinukil oleh ulama-ulama sesudahnya, sampai sekarang ini.

Menurut Imam An-Nawawi terdapat banyak kitab tentang Dzikir, Do'a dan bacaan harian yang ditulis para ulama, tetapi kitab-kitab tersebut dinilainya terlalu panjang-lebar membicarakan sanad-sanad haditsnya sehingga mengurangi himmah (gairah) para penuntut ilmu untuk mempelajarinya. Karena itu dia mengusahakan penulisan yang lebih ringkas dengan menghilangkan sanad-sanadnya yang panjang. Dan sebagai gantinya dalam kitab ini dilengkapi dengan keterangan tentang kedudukan haditsnya baik yang shahih, hasan, dha'if dan yang munkar. Selain itu disertakan pula hal-hal penting yang ada kaitannya dengan ilmu hadits, fikih, latihan jiwa (riyadhah, adab dan beberapa kaidah yang dianggap perlu diketahui bagi mereka yang suluk (menempuh jalan keridhaan Allah) untuk diketahui.
Kitab ini diawali dengan kajian tentang Ikhlas dan Niat yang baik, Fadhilah Amal, Arti Dzikir, Majelis Dzikir, Kitab-kitab Dzikir dan Sandaran Hadits. Pada bab selanjutnya kitab ini dipenuhi dengan Peringatan-peringatan, Larangan, Fadhilah serta begitu banyak Bacaan-Do'a mulai dari bacaan pada waktu pagi dan petang, bacaan apabila gelisah tidak dapat tidur sampai pada bacaan apabila memandang ke langit.

Shahih Bukhari

Kembali kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul. Begitulah seruan yang ditiupkan oleh semangat zaman, seruan yang diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh telinga Dunia Islam, karena tidak ada jalan yang dapat mengembalikan kesulitan agama Islam sebagai asal mulanya, selain dari kembali kepada pokok pangkalnya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul,lebih ringkas Qur'an dan Hadis.
Itulah yang tertulis dalam Kata Pendahuluan dari Sidang Penyalin yang terdiri dari H Zainuddin Hamidy, Fachruddin Hs, Nasaruddin Thaha dan Djohar Arififn. Terjemahan kitab ini disusun pertama kalinya di Payakumbuh pada bulan Muharram 1358 H bertepatan dengan bulan Maret 1937 M, kira-kira 61 tahun yang lalu.
Siapakah Bukhari itu? Abu 'Abdullah Muhammad bin Ismail dilahirkan di negeri Bukhara 13 Syawal 194 H, dan meninggal dunia pada malam 'IdilFithri th 256 H, dalam usia 62 tahun. Sebelum genap berusia 10 tahun dia telah menghafaz Hadis dan belajar pada beberapa orang guru dalam Ilmu-Fiqhi dan Hadis. Untuk memperluas pengetahuannya, ia mengunjungi beberapa negeri yang terkenal sebagai gudang ilmu pengetahuan Islam seperti Syam, Mesir, Basrah, Kufah, Bagdad dan lain-lain.
Ditanah Hijaz ia berdiam 6 tahun untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadis-hadis yang shahih dan yang lemah. Dengan sabar dan teliti Imam Bukhari mengumpulkannya kedalam sebuah kitab besar yang memakan waktu selama 16 tahun. Dan tiap-tiap hendak memuatkan sebuah hadis kedalamnya, terlebih dulu dia mandi dan sholat dua raka'at mohon petunjuk kepada Yang Maha Kuasa.
Kitab "Al Djami'us Shahih" yang lebih dikenal dengan nama "Shahih Bukhari" diakui oleh Ulama-Ulama Islam sebagai buku kumpulan hadis yang sangat terpercaya, disamping kitab "Shahih Muslim". Keduanya, Bukhari dan Muslim sangat cermat dalam memeriksa orang yang membawa (menceriterakan) tiap-tiap hadis, baik tentang kejujuran dan kekuatan ingatannya, begitupun rangkaian hubungan orang-orang yang menyampaikan riwayat itu tidak putus pertaliannya sehingga sampai kepada sahabat yang menerima langsung dari Nabi Muhammad saw.
Dalam menyusun kitab terjemahan ini diusahakan oleh penulisnya:
- Salinan ringkas dan terang, untuk memudahkan pembaca.
- Dekat kepada susunan bahasanya yang asli ('Arab)
- Halus serta elok kalimat dan susunan bahasanya.
Dalam kumpulan jilid I sampai dengan jilid IV, kitab ini memiliki ketebalan lebih kurang 1200 halaman. Pada cetakan pertama Alm. K H A Wahid Hasyim berkesempatan menuliskan sambutannya yang antara lain mengatakan bahwa terdapat kesalahan memahamkan antara orang yang taat beragama dengan orang yang berpengetahuan agama, sebagaimana orang yang bersikap taat pada undang-undang negara, tidak usah ia menjadi ahli hukum atau rechtskundig. Orang yang taat pada agama cukuplah mendengar bahwa Allah swt mewajibkan ini dan melarang itu, dan dengan demikian ia lalu mentaati kewajiban dan menghentikan larangan.

Shahih Muslim

Terjemahan kitab ini didahului dengan Firman Allah yang berbunyi: " . . . .Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu, tinggalkanlah .......... (Al Hasyr:7).
Sebagaimana diketahui, hadis adalah sumber atau pedoman kedua sesudah Al Qur'an bagi pembentukan dan pembinaan insan serta masyarakat muslim dalam segala bidang kehidupan. Rasulullah saw. telah bersabda dalam khutbah beliau yang terakhir : "Aku tinggalkan bagimu dua macam pegangan, yang jika kamu berpegang dengan keduanya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya. Yaitu Al Qur'an dan As Sunnah". Karena itu tidaklah dapat disangkal bagaimana pentingnya mengetahui dan memahami Hadis disamping Al Qur'an.
"Shahih Muslim" adalah sebuah kitab hadis yang paling dipercaya di antara segala kitab hadis di samping "Shahih Bukhari". Dan terjemahan ini diangkat dari "Shahih Muslim bi Syarhi An Nawawi", terbitan Al Sya'bi Cairo, 1393 H/1973 M, yang terdiri dari lima jilid. Demikian dikemukakan oleh Ma'mur Daud penterjemah dari kitab ini yang mendapat bantuan pentashih Syekh H Abd Syukur Rahimy.
Imam Muslim Bin Hajjaj Al Qusyairy An Nisabury, lahir pada tahun 204 H/820 M di Nisabur sebuah kota terbesar ketika itu di propinsi Khurasan Iran dan meninggal di kota kelahirannya itu pada hari Ahad 24 Rajab 261 H/875M. Semenjak berusia kanak-kanak beliau telah rajin menuntut ilmu, didukung dengan kecerdasan luar biasa, kekuatan ingatan, kemauan keras dan ketekunan yang mengagumkan. Konon kabarnya, pada usia 10 tahun beliau telah hafal Al Qur'an seutuhnya serta ribuan hadis berikut sanadnya. Sebagai seorang ahli hadis, beliau berhasil mengumpulkan sejumlah 300.000 hadis. Kemudian dengan sanat cermat dan teliti hadis sebanyak itu diperiksanya satu persatu dengan suatu sistem yang amat ketat, yang sekarang dapat kita pelajari dalam Ilmu Mushthalah Hadis. Dari hasil penelitiannya itu, hanya sebanyak 7.275 hadis yang termasuk kategori shahih. Tetapi yang dituangkannya dalam Shahih Muslim hanya sekitar 4000 hadis, karena 3000 diantaranya ternyata berulang.
Al Lu'lu' wal Marjan
Kitab ini merupakan himpunan Hadits Shahih yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, disusun oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh H Salim Bahreisy. Penyusunan kitab ini terutama disebabkan penterjamah merasa adanya kewajiban kepada setiap muslim sebagaimana yang tersebut dalam ayat 187 surat Al-Imran, juga dalam sabda Nabi Muhammad saw :"Ballighu anni walau ayah" (Sampaikan apa yang kalian dapat dariku walau hanya se-ayat). Disamping adanya keinginan membuat suatu amal jariyah yang berguna seterusnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: "Ilmun yuntafa'u bihi" (Ilmu pengetahuan yang berguna).
Ibn Asshalaah (Abu Amr, Usman bin Abdurrahman) Asysyahrazuri Asysyafi'i membagi tingkat Hadits Shahih dalam tujuh tingkat:
1. Sahih muttafaq alaihi, disepakati oleh Bukhari - Muslim.
2. Sahih hanya diriwayatkan oleh Bukhari.
3. Sahih hanya diriwayatkan oleh Muslim.
4. Sahih menurut syarat yang ditentukan oleh Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak meriwayatkan hadits itu.
5. Sahih hanya menurut syarat Bukhari, tetapi ia tidak meriwayatkannya.
6. Sahih hanya menurut syarat Muslim, tetapi ia tidak meriwayatkannya.
7. Sahih menurut riwayat lain-lainnya tidak menurut syarat keduanya.
Kesemuanya ini termasuk hadits sahih yang dapat diterima oleh ummat Islam dalam menentukan hukum.

Asbabun Nuzul

Kitab Asbabun Nuzul yang telah banyak dikenal oleh kalangan orang-orang yang mendalami al-Islam, adalah Kitab "Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul" yang disusun oleh Imam Jalaluddin Assuyuthi. Kitab tersebut melukiskan latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur'an berlandaskan Hadits Rasulullah saw melalui para rawinya.
Dengan mengetahui latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur'an, para pembaca akan memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang isi al-Qur'an. Latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur'an akan memberikan bahan yang penting dalam usaha menafsirkan ayat-ayat itu.

Oleh karena itu patut kita hargai usaha dan karya al-Ustadz K.H. Qomaruddin Shaleh, yang dibantu oleh sdr. H.A.A.Dahlan dan sdr Dr M.D.Dahlan dalam menterjemahkan dan mengolah kitab Lubabun Nuqul tersebut. Hasil usaha mereka ini dilengkapi berbagai Hadits dan penjelasan lain berdasarkan literatur yang ditulis oleh para ahli dalam bidang itu.
Mempelajari isi al-Qur'an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatnya perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi kita akan lebih yakin akan ke-unik-kan isinya yang menunjukkan Maha Besar Allah Pengasih Penyayang, sebagai penciptanya.
Berbagai usaha telah dilakukan orang dalam menganalisa isi al-Qur'an itu, dan ternyata makin banyak kita menganalisa dan membahasnya, makin diketahui betapa kecilnya kemampuan manusia apabila dibandingkan dengan kebesaran Allah swt.
Apabiala kita meneliti cara pendekatan al-Qur'an akan didapatkan dua cara:
1. Pendekatan yang tidak didahului pertanyaan. Ayat diturunkan berisikan perintah langsung mis.nya "Wahai orang-orang yang beriman; diwajibkan kepada kalian shaum, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang terdahulu daripada kalian, supaya kalian bertaqwa." (Q S Al-Baqarah: 264).
2. Pendekatan sebagai jawaban terhadap pertanyaan.
a. Pertanyaan kaum Muslimin/Mu'minin yang ditujukan kepada Nabi saw. berkenaan dengan hal-hal yang belum ada ketetapan dari Allah swt atau sebagai penjelasan lebih lanjut., misalnya: "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tenteng Aku, sesungguhnya Aku dekat ...... (Q.S. al-Baqarah: 186).
b. Pertanyaan orang-orang yang ingkar kepada da'wah Rasulullah saw. misalnya: "Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?" Demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami (menurunkannya) dan membacakannya kelompok demi kelompok. (Q.S. al-Furqan: 32)

Asbab Wurud Al-Hadits

Kitab karangan al-Hafizh Jalaluddin as-Suyuthi ini judul aslinya adalah Asbab Wurud al-Hadits au al-Luma' fi Asbab al-Hadits yang diterjemahkan oleh Drs H.O Taufiqullah, Afif Mohammad, dimana terlebih dulu diedit dan dikaji oleh Yahya Ismail Ahmad dan mendapat judul baru 'Asbab Wurud al-Hadits Li as-Suyuthi: Tahqiqan wa Ta'liqan wa Dirasatan' yang diterjemahkan menjadi 'Proses Lahirnya Sebuah Hadits: Editing, Komentar dan Kajian'.
Alasan yang mendorong diadakannya Editing dan Pengkajian adalah:
1. Topik yang berkenaan dengan 'Asbabul Hadits' merupakan masalah penting yang harus dipahami, disamping 'Asbabun Nuzul'.
2. Kitab as-Suyuthi ini merupakan kitab pertama yang membahas sebab-sebab lahirnya sebuah hadits.
3. Manuskrip kitab ini merupakan naskah kuno dimana teknik penulisannya belum menggunakan teknik penulisan sebaik yang ada sekarang ini.
Untuk memudahkan penelaahannya kitab ini disusun dalam dua bagian, yakni Bagian Pertama membahas tentang topik yang disajikan, terdiri dari Pendahuluan dengan dua bab tambahan dan Penutup, sedang Bagian Kedua berisi Editing dan Kajian, terdiri dari Pendahuluan, Nash-Nash Hadits yang diangkat, disertai dengan catatan dan editingnya.
Bagian Pertama, Bab Pendahuluan menguraikan 'Sebab-Sebab Lahirnya Sebuah Hadits' yang terdiri dari tiga Pasal yakni 'Sebab-Sebab Lahirnya Sebuah Hadits, manfaat dan Jenis-jenisnya' dilanjutkan dengan 'Kaitan antara Sebab-sebab Lahirnya dengan Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an' serta 'Sejarah serta Kitab Referensi Terkenal'.
Bab Kedua memperkenalkan Biodata as-Suyuthi dan Kedudukan Intelektualitasnya, Kitab Obyek Kajian dan Methode Penyusunannya serta Referensi, Nilai dan Arti Pentingnya Kitab as-Suyuthi.
Hadits Qudsi
Pola Pembinaan Akhlak Muslim
Kitab "Hadits Qudsi" yang disusun oleh K.H.M Ali Usman, H.A.A Dahlan, Dr H.M.D Dahlan inisebagian besar berkenaan dengan akhlak, budi pekerti dan pensucian bathin. Disaat membacanya perlu renungan dan pemikiran, sehingga menumbuhkan keyakinan yang benar dan membuahkan amal dan perilaku yang ikhlas. Kitab ini mengajak pembaca untuk mengukur dan bertanya pada pribadi dan kata hati, sebelum diukur dan dihisab oleh Allah swt. Demikian sebagian dari apa yang diungkapkan dalam pengantar Penerbit kitab ini.
Selanjutnya disampaikan dalam menganalisa Hadits Qudsi ini, para penyusun mencoba menghubungkannya engan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits-Hadits Nabawi. Di sana-sini terdapat pula kata-kata mutiara dari para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in yang dapat menggugah dan mengetuk hati para pembaca. Membaca kitab ini berarti menggali segala rahasia amal ibadah kita, kedalaman dan keluasannya, kesuburannya ataupun jauh dekatnya dari tuntunan Illahi.
Kitab ini didasarkan atas kitab "Adabul Ahaditsil Qudsiyah" yang disusun oleh Dr Ahmad Asyibashi, dosen Universitas al-Azhar Kairo. Namun ulasan dan analisanya dilengkapi oleh para penulis bersumberkan kitab-kitab standard lainnya.
Hadits Qudsi ialah hadits yang bersumber dari Rasulullah saw. dan disanadkan (dihubungkan, disandarkan) kepada Allah Jalla Jal'aluhu. Menurut para ulama Hadits Qudsi ialah "Sesuatu yang diberitakan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan Malaikat Jibril atau dengan jalan ilham atau mimpi waktu tidur, lalu oleh Rasulullah saw. diberitahukannya maksud dan tujuan erita diatas kepada ummatnya dengan lafadh dan ucapan beliau sendiri, berdasarkan taufiq dari Allah swt.
Apabila Rasulullah saw. meriwayatkan Hadits Qudsi, biasanya mengucapkan kata "Qalallahu ta'ala" - "Allah berfirman", tapi firman itu tidak dimasukkan dalam Al Qur'an. Begitu juga uslubnya (susunan kata) tidak sama dengan uslub ayat-ayat Al Qur'an. Apabila para sahabat menceriterakan Rasulullah saw. ketika meriwayatkan Hadits Qudsi , biasanya mereka mengucapkan "Rasulullah saw. telah bersabda dalam satu riwayat yang disanadkan kepada Rab-nya".

Kitab Kuning


Yang dimaksud "Kitab Kuning" disini adalah judul buku karangan Martin Van Bruinessen yang mendapat Pengantar dari Abdurrahman Wahid. Dalam kata pengantar antara lain dinyatakan: Bermula dari upaya mengenal obyek kajian berupa berbagai aspek kehidupan Islam di negeri ini, upaya pakar yang satu ini akhirnya berujung pada pemetaan masalah-masalah yang masih dihadapi ummat Islam di Indonesia. Bermula dari sekadar keingintahuan obyektif dari seorang peneliti, buku ini berkesudahan pada munculnya rasa empati akan kehadiran Islam di kepulauan katulistiwa ini.
Terbukanya jalur pelayaran baru dan munculnya kekuatan ekonomi baru, yang pada gilirannya memungkinkan munculnya tradisi baru untuk "menuntut ilmu ditanah suci". Superioritas tradisi keilmuan kaum tarekat Naqsyabandiyah dari Kurdistan, yang telah merajai kawasan Hijaz dalam abad ke-19 M, segera dirasakan bekasnya yang sangat mendalam oleh kaum Muslim dari kawasan Asia Tenggara. Keterpautan kaum Muslim Kurdi kepada mazhab Syafi'i dalam Fiqih (hukum Agama) membuat mudahnya tradisi keilmuan mereka segera diserap dan disebarluaskan di kalangan ulama Nusantara, yang umumnya bermazhab sama.
Pada bahasan topik 'Pesantren dan Kitab Kuning: Kesinambungan dan Perkembangan Tradisi Keilmuan Islam di Indonesia', pengarang antara lain menulis: Salah satu tradisi agung ('great tradition') di Indonesia adalah tradisi pengajaran agama Islam seperti yang muncul di Pesantren Jawa dan lembaga-lembaga serupa di luar Jawa serta Semenanjung Malaya. Alasan pokok munculnya Pesantren ini adalah untuk mentransmisikan Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis berabad-abad yang lalu. Kitab-kitab ini dikenal di Indonesia sebagai Kitab Kuning.
jumlah teks klasik yang diterima di Pesantren sebagai ortodoks (al-kutub al-mu'tabarah) pada prisipnya terbatas. Ilmu yang bersangkutan dianggap sesuatu yang sudah bulat dan tidak dapat ditambah; hanya bisa diperjelas dan dirumuskan kembali.
As-Sunnah An-Nabawiyyah: Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits
Muhammad Al-Ghazali, penulis buku Studi Kritis atas hadits Nabi saw.: Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual (judul aslinya: As-Sunnah An-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits) ini, adalah salah seorang ulama jebolan Universitas Al-Azhar Mesir yang disegani di dunia Islam, khususnya Timur Tengah,dan salah seorang penulis Arab yang sangat produktif, dimana tidak kurang dari empat puluh buku telah ditulisnya.

Pada cover belakang dari buku yang diterjemahkan oleh Muhammad Al-Baqir dan diterbitkan Mizan ini, tertulis: Dengan mendasarkan kajiannya atas pendapat para ahli hadis (yang seringkali memahami hadis secara tekstual saja) da para fuqaha (yang berusaha memahami hadis secara kontekstual), Syaikh Muhammad Al-Ghazali berupaya meletakkan hadis-hadis Nabi saw. secara proporsional. Ia mengajak para ulama agar melakukan penelitian ulang guna membersihkan hadis-hadis tersebut dari cacat-cacat perawiannya dan menghindarkan dari pemahaman yang keliru. Ia bahkan "menggugat" beberapa hadis yang digolongkan sebagai "sahih" namun matn (redaksi)-nya patut dicurigai karena mengandung cacat atau kejanggalan tertentu. Buku ini semakin lengkap dan penting dengan adanya pengantar Dr Muhammad Quraish Shihab yang memberikan wawasan luas tentang hal-hal yang berkaitan dengan ilmu hadis, ilmu fiqih dan ushul fiqh.

Selasa, 16 Februari 2010

RENUNGAN JUMAT (FEBRUARI)

AHMADIN,SE,MM (MSI) anggota Persatuan Muballiq Batam-Kota

Dasar khutbah :

Quran Surat Hud ayat 116-117
HR Iman Ahmad dari Ibnu Mas’ud
HR Iman Abu Dawud dan Tirmidzi
Ibnu Qayyim al jawhiyyah (almadarij al salikin juz ke 3)
Haditsah Al Rasyad (halaman 194-198)
Khutbah-Khutbah DR Jalaludin Rahmat


Pada jumat yang mulia ini alfakir mengajak para hadirin untuk merenungkan orang-orang yang disebut nabi dengan ghuraba (yaitu orang-orang aneh).
Tentang mereka Rasulullah pernah bersabda, “Berbahagialah al-ghuraba, orang-orang yang aneh ini. Tanda-tanda mereka, seperti disebut rasulullah saw, adalah

“Mereka mencoba menimbulkan perbaikan ketika manusia sudah rusak”

Dalam hadits lain disebutkan

“Mereka itu manusia-manusia yang shaleh yang jumlahnya sedikit, ditengah-tengah manusia yang durhaka”

Pada hari ini kita memerlukan “ghuraba”, orang-orang aneh yang ingin memperbaiki masyarakat disektarnya. Ketika orang lain datang dan mengatakan bahwa korupsi sekarang merupakan kebudayaan masyarakat. Maka kita memerlukan orang-orang yang tabah untuk hidup tanpa melakukan korupsi sama sekali. Para ahli fikih menyebut dengan satu istilah yang bagus sekali yaitu :

“dia suci dalam dirinya dan dia juga berusaha menyucikan orang lain”

Pribadinya bersih dan dia berusaha membersihkan orang lain. Tingkah lakunya indah dan dia berusaha mengindahkan tingkah laku orang lain.

Ditengah tengah orang yang sudah menganggap moralitas yang rusak sebagai ciri modern, orang yang mempertahankan moralitasnya merupakan orang yang dianggap aneh.
Ditengah tengah kebiasaan melanggar norma-norma yang berlaku, orang yang kelihatan bertahan kepada norma dengan seluruh keyakinannya justru dianggap aneh.
Orang berusaha berlomba-lomba menumpuk kekayaan sementara ia mempertahankan kesederhanaannya karena ingin memelihara dirinya, maka sering ia dianggap aneh oleh orang sekitarnya.

Begitupula dengan islam. Islam itu mula mula datang dianggap aneh suatu saat nanti akan dianggap aneh. Suatu saat nanti dia akan kembali dianggap asing.
Dalam hadits Rasulullah bersabda :

“Islam mulai dengan aneh, dan akan kembali lagi dalam keadaan aneh lagi” (HR Ahmad dari Abdullah bin Mas’ud)


beruntung orang-orang yang dianggap aneh itu,, siapa mereka “’


yaitu orang-orang berpegang teguh kepada sunnahku yang kala itu sudah dirusak oleh sebagian orang.



Didalam masyarakat kita sering mencari orang yang kuat keyakinannya. Kadang-kadang kita meraba-raba, siapa orang yang patut kita jadikan contoh dalam kehidupan kita. Orang Ghuraba biasanya tampil sebagai manusia model, manusia yang bisa dicontoh karena kebersihan dan kesucian pribadinya, ditengah tengah berkecamuknya kemunafikan. Ditengah tengah usaha menjilat ke atas dan memeras ke bawah. Kalau kita melihat ada orang yang berjalan di atas rel yang benar, dan tetap menyampaikan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah, tanpa memperdulikan risiko yang dihadapinya, rasanya kalau kita ketemu orang seperti ini ada semacam kekuatan ditengah tengah kehausan akan bimbingan dalam diri kita. Bahwa kita akan berkata masih ada bintang ditengah tengah gelapnya malam.

Orang itu biasanya akan mengisi apa yang hilang di tengah-tengah masyarakat, ketika orang kehilangan identitas, mereka menunjukkan beginilah identitas islam. Ketika orang kebingungan tidak mempunyai pedoman, pribadi mereka jelas menunjukkan tuntutan yang jelas.

Rasulullah bersabda bahwa al-ghuraba itu

“Mereka yang menambah sesuatu yng tidak dimiliki kebanyakan manusia yang lain”

“Mereka menghidupkan kembali sunnahku setelah sunah itu dimatikan oleh manusia”

Ketika bid’ah menyebar ketengah-tengah masyarakat, mereka mengajak umat kembali kepada Alquran dan sunnah. Ketika beberapa ajaran rasulullah sudah ditinggalkan, mereka tampilkan kembali ajaran rasulullah tersebut.


Dalam sebuah hadits riwayat iman abu dawud dan tirmizi :



Aku bertanya kepada Rasulullah saw, tetang ayat ini, “wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu, tidak akan memadharatkan kamu orang yang sesat apabila kamu berada dalam petunjuk.

Sahabat ini bertanya karena sebagian orang menganggap bahwa tidak usah memperhatikan orang lain, perhatikan sajalah diri sendiri. Asal kita berada dalam petunjuk tidak ada yang akan menyengsarakan kita.


Maka berkatalah rasulullah, Suruhlah orang berbuat yang makruf, cegahlah orang untuk berbuat yang mungkar sampai aku nanti mengalami suatu zaman ketika kebakhilan diperturutkan, ketika hawa nafsu diikuti orang, dan ketika dunia dilebihkan atas akhirat, setiap orang kagum dengan pendapatnya sendiri. Maka peliharalah keistimewaan dirimu, jauhilah apa yang terbiasa dilakukan orang-orang awam, sebab dibelakang kamu akan ada zaman yang memerlukan kesabaran bagimu. Orang yang berpegang teguh agamanya di zaman itu seperti orang yang memegang bara. Maka orang yang beramal pada zaman itu akan diberi ganjaran lima puluh orang yang beramal seperti dia.
Qultu ya rasulallah, sahabat bertanya ya rasul apakah mereka mempunyai ganjaran lima puluh kali ganjaran orang dizaman mereka” tidak kata rasul, mereka memperoleh ganjaran lima puluh kali ganjaran kamu yang ada sekarang ini.

Disini kata rasulullah akan datang suatu zaman ketika orang yang memegang agama dianggap aneh, sehingga lantaran keanehannya itu dia seperti memegang bara di tangannya. Bila dilepaskan bara itu padam, bila dipegang bara itu menyengat dirinya..

Orang yang mempertahankan keyakinannya, orang yang memelihara kebersihannya dan orang yang memelihara sunnah rasulullah yang sudah mati, dia hidup seperti memegang bara, selalu dalam keadaan panas. Karena itu pantaslah kata rasulullah amal orang-orang seperti itu dilipatgandakan ganjarannya seperti lima puluh kali ganjaran amal sahabat2 rasul

Islam memanggil umatnya sekarang ini untuk tampil sebagai ghuraba, untuk menjadi orang yang memperbaiki masyarakat ketika masyarakat sudah rusak, orang yang memelihara agamanya walaupun ia harus merasa seperti memegang bara ditangannya. Sebab walaupun kelompok ghuraba ini kecil dia akan berpengaruh besar terhadap masyarakat sekitarnya. Kalau kelompok ghuraba ini sudah hilang hilanglah sudah bagi masyarakat untuk memperbaharui dirinya.


Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri apabila di negeri itu masih tampil kelompok ghuraba, kelompok orang-aneh, kelompok orang yang berbeda dengan sukunya, kelompok orang yang membawa keyakinannya dengan bersedia memikul risiko apapun yang dihadapinya.

Berbahagialah orang-orang aneh yang semacam itu.

Akhirnya kalau kita tidak sanggup menjadi ghuraba, maka berilah kesempatan kepada orang lain untuk menjadi ghuraba.
Kalau kita tidak sanggup menjadi orang yang mempertahankan keyakinan, belajarlah memberi toleransi kepada mereka yang mau menyatakan keyakinannya.
Kalau kita tidak sanggup mengemukakan pendapat yang berbeda dengan kebanyakan orang, berilah kesempatan kepada orang lain untuk menyatakan pendapatnya yang berbeda.
Kalau kita tidak sanggup memberikan manfaat kepada orang lain, maka paling tidak, kita tidak menjadi orang yang menimbulkan mudharat bagi orang lain.


Wassalamu’alaikum wr wb

Jumat, 01 Januari 2010

Hukum Rokok dalam Islam

Tidak diragukan lagi bahwa bahaya rokok semakin membesar hingga sampai pada taraf mengancam kehancuran sebuah bangsa.




Mengingat besarnya kampanye anti rokok di barat, maka banyak perusahaan-perusahaan produsen rokok mengarahkan pemasarannya ke negara-negara ketiga yang mengkonsumsi rokok lebih dari 52 % dari seluruh produk rokok di dunia ini.¨

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa tingkat kematian yang diakibatkan karena mengkonsumsi rokok -baik dengan cara dikunyah, dihirup atau dihisap- mencapai 2,5 juta orang pertahun.


Sementara itu jumlah korban untuk kasus yang sama di Amerika Serikat tahun 1987 mencapai 350.000 orang, sedangkan di Inggris pada tahun 1997 mencapai 100.000 orang.¨¨


Jumlah korban dan penderita penyakit yang diakibatkan dari mengkonsumsi rokok kian hari kian bertambah. Lebih parah lagi adanya kenyataan bahwa 30% sampai 40% dari mereka sudah mulai kecanduan pada usia dibawah lima belas tahun.


Dalam tulisan ini kami berusaha untuk menyampaikan pandangan tentang bahaya tersebut dan sikap syariat kita serta metode untuk menghindarinya.



TEMBAKAU


Dia adalah sejenis tumbuhan dari bangsa Terong, memiliki batang berwarna gelap dan berbentuk silinder, daunnya berbentuk lonjong besar dan agak lengket, berbau tak sedap dan menyengat, didalamnya terkandung berbagai unsur, diantaranya: Nikotin, Baridin, Potas, Nikotianin, Kolilidin, Edrogen, Karbon Oksida, Asam Prosik, Semuanya merupakan racun yang membahayakan.([1])



Sekilas sejarah



Tembakau pertama kali berasal dari benua Amerika, hingga sekarang tidak diketahui pasti kapan penduduk benua itu mulai mengkonsumsi tembakau. Disebagian penggalian arkeologi di Amerika ditemukan pipa rokok keramik yang menunjukkan tahun sekitar 600 sebelum Masehi.

Ketika Christopper Colombus bersama orang dari Spanyol tiba pertama kali di Amerika Tengah sebagai penemuan benua baru tahun 1492 M, mereka sudah mengenal rokok, maka setelah itu menyebarlah rokok di benua Eropa.([2])


Ada yang mengatakan bahwa kalimat tembakau berasal dari kata “Tobago” yang berarti pipa rokok dalam bahasa Indian, ada juga yang mengatakan bahwa “Tobago” adalah nama sebuah pulau di teluk Meksiko yang terdapat padanya tembakau dan kemudian dibawa ke Spanyol.



Berbagai macam cara merokok.


1. Cara keretek/ dengan cerutu


2. Menggunakan pipa (cangklong)


3.



Syisyah (menggunakan pipa panjang)

4. Dikunyah (kunyahan yang mengandung nikotin)


5. Dihirup.


6. Dicium (menggunakan campuran sejenis abu dan tembakau)


Rokok mengandung sekian banyak unsur kimiawi yang mengakibatkan banyak penyakit, akan kami sebutkan disini beberapa yang penting saja:

* Nikotin: Merupakan unsur kimia beracun, memiliki susunan seperti alkali. Unsur inilah yang paling banyak pengaruhnya bagi para perokok (60 gram dari unsur ini, seandainya diberikan sekaligus kepada manusia lewat suntikan diurat nadinya, sudah cukup untuk mematikannya)



* Ter/Tir: Benda yang lengket sejenis cat, biasa digunakan untuk pengaspalan jalan, Ter ini berguna untuk memberikan nyala pada tembakau, dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran pernapasan.

* Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida: zat yang juga sangat berbahaya ini dihasilkan dari proses pembakaran tembakau dan kertas pembungkus rokok tersebut.([3])

* Zat Methol

* Baridin

* Nitrogen Oksida

* Gas Amoniak Kaustik



Motivasi merokok




Universitas Southampton di Inggris telah mengadakan sebuah kajian tentang sebab-sebab orang merokok, hasilnya menunjukkan bahwa seseorang menjadi perokok secara umum disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

1. Mengurangi tegang syaraf dan menghilangkan rasa lelah (menurut pendapat mereka)


2. Mengendurkan persendian dan menimbulkan rasa lega setelah merokok.


3. Merokok untuk menyendiri, sebagian orang akan merasakan kenikmatan merokok seorang diri yang jauh dari pandangan orang lain.


4. Merokok karena ingin menyertai sesuatu perbuatan, seperti merokok setelah makan, atau setelah minum kopi atau teh.


5. Merokok sebagai pengganti makanan, karena merokok dapat mengurangi nafsu makan perokok sehingga konsumsi makanannya berkurang.


6. Merokok sebagai sikap sosial, yaitu jika berkumpul bersama temam-teman, terlebih jika dalam satu acara tertentu.


7. Merokok untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Ada orang-orang yang apabila ditimpa keruwetan, kesempitan atau rasa cemas dalam satu masalah segera menyalakan rokok untuk menghindarinya.




Dan berdasarkan penelitian di Universitas Malik Sa’ud (Saudi Arabia), kitapun dapat mengetahui sebab-sebab merokok yang paling penting, diantaranya:[4]

1. Anak yang mencontoh perbuatan bapaknya yang merokok dan dibolehkannya perbuatan mereka oleh orang tuanya.


2. Bergaul bersama orang-orang yang merokok, khususnya pada usia menjelang dewasa.


3. Ingin menampilkan rasa gagah pada usia muda.


4. Rasa gelisah dan gundah yang diiringi dengan kekosongan rohani ditambah waktu luang menjadikan seseorang ingin lari darinya dengan berbagai macam cara.


5. Tidak adanya pemahaman yang cukup tentang bahaya rokok.[5]


6. Lemahnya dorongan keimanan dalam hati sehingga membuat seseorang tidak memperdulikan apa yang akan menimpa dirinya.



BERBAGAI MACAM PENYAKIT AKIBAT MEROKOK

Merokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang mengakibatkan kematian. Dapat kita klasifikasikan berdasarkan organ tubuh yang terkena penyakit:



l Penyakit yang menimpa hati dan organ sirkulasi:


Penyakit-penyakit ini secara mendasar berkaitan langsung akibat mengkonsumsi rokok:


1. Penyempitan pembuluh darah koroner (nyeri dada yang sangat), penggumpalan hati dan kematian tiba-tiba.


2. Pembekuan pembuluh darah pada otak


3. Gangguan sirkulasi darah pada anggota tubuh yang mengakibatkan pembekuan serta amputasi pada betis atau Gargarina.



l Penyakit-penyakit yang menimpa organ pernapasan:


Penyakit ini juga berkaitan secara langsung akibat mengkonsumsi rokok:


1. Kanker Paru-Paru.


2. Kanker Tenggorokan.


3. Radang Rongga Tenggorokan yang akut.


4. Radang Rongga Hidung dan alergi pada hidung.


5. Asma dan berbagai macam bentuk alergi.



l Penyakit-Penyakit Kejiwaan.


1. Kesedihan kejiwaan.


2. Kegamangan kejiwaan.


3. Tempramen yang labil.


4. Gangguan tidur.


5.



Lemahnya selera.

6. Rasa cemas dan emosional.


Berikut data statistik yang dilakukan di Inggris tentang tingkat kematian pertahun perseratus ribu orang penduduk serta penyebabnya dan cara penggunaan rokok* :


Penyakit

Tingkat. kematian


Tingkat kematian pada perokok


kretek (sigaret)




pipa


1-14


15-24


25 kretek



kretek


kretek


kretek


lebih



Kanker paru-paru


10


58


78


127


251



Kanker organ


pernafasan


1


9


5


7


33



Radang rongga kronis & Infezima


3


28


51


78


114



Serangan jantung


413


425


608


652


792



Gagal jantung


67


101


136


116


202





* Sumber : Jabir bin Salim Musa dkk, Al-Mukhoddirot (Al-Akhtor, Al Mukafahah, Al-Wiqoyah, Al-Ilaaj), hal. 153


Berikut data statistik dari penelitian yang dilakukan di Amerika tentang tingkat kematian pertahun yang diakibatkan oleh penyakit yang disebabkan merokok pada mereka yang berusia diatas dua puluh tahun*:




Penyakit


Laki-laki


Wanita


Meninggal


keseluruhan


Meninggal


karena


merokok


Meninggal


keseluruhan


Meninggal


karena


merokok




Kanker bibir,mulut & tekak


5754


3958


2689


1110



Kanker saluran makanan


6310


1717


1345


1257



Kanker perut


7368


1455


5772


1469



Kanker Pankreas


11513


3459


11634


1653



Kanker tenggorokan


2959


2385


664


247



Kanker paru-paru, saluran pernapasan & tenggorokan


82459


65659


36227


17170



Kanker kandung kemih


6597


2447


3114


853



Kanker ginjal


5424


1319


3403


304



Tekanan darah tinggi


13464


2099


17855


2645



Sakit jantung


78340


22362


27000


4892



Pengerasan pembuluh darah


9235


2200


15216


4797



Radang paru-paru dan Influenza


28774


5986


28935


2679



Radang saluran pernapasan yang akut dan Infezima


10708


9097


5517


3831



Tersumbatnya saluran pernafasan yang akut


31240


26541


26525


11545



* Sumber : Jabir bin Salim Musa, Al-Mukhoddirot …, hal 13


l Penyakit-penyakit yang menimpa organ pencernaan:


Perokok dengan segala macam caranya akan mengalami hal berikut:


1. Radang Mulut, bibir, lidah dan rahang serta Radang gigi, gusi dan pecahnya email (lapisan gigi).


2. Kanker mulut, bibir, lidah, rahang dan gusi.


3. Kanker Tekak.


4. Kanker Saluran Makanan.


5. Kanker Pankreas.


6. Radang saluran pernapasan dan Tekak.


7. Radang dan luka pada lambung dan usus dua belas jari.



l Penyakit yang menimpa mata:


1.Radang selaput ikat mata.


2.Radang selaput pelangi mata.


3.Bertambahnya alergi pada mata.


4.



Melebarnya pupil mata akibat pengaruh nikotin dan cahaya yang rusak.

5.Radang saraf dan terhentinya pertumbuhan pada mata yang dapat mengakibatkan rabun mata .



l Penyakit yang menimpa sistim saluran air kencing:


1. Tumor jinak pada kandung kemih.


2. Kanker pada kandung kemih (penyakit ini kian bertambah jika seseorang mengidap Billharsia).


3. Kanker Ginjal.



l Bahaya merokok pada kehidupan seksual:


Merokok berdampak buruk terhadap sperma, terutama bagi mereka yang mengalami lemah sperma, dapat mengakibatkan kemandulan dan dapat mengakibatkan kelemahan seksual bagi perokok berat.



l Wanita dan Rokok


Wanita perokok juga berpotensi sama mengidap penyakit yang telah disebutkan terdahulu, disamping itu mereka juga akan mengidap penyakit yang khusus terhadap wanita:


1. Berpeluang besar terkena kanker leher rahim.


2. Sering mengalami keguguran


3. berkurangnya timbangan bayi yang dilahirkan.


4. Berpeluangnya kematian bayi dan keguguran.



l Anak-anak dan bahaya rokok.


Anak-anak yang menjadi perokok pasif (tidak merokok, tapi dekat/menghirup asap orang yang merokok) karena kedua orang tuanya atau salah satunya merokok akan mendatangkan beberapa penyakit terhadap mereka, diantaranya:


1.



Berpeluang besar terkena radang paru-paru, khususnya bagi bayi yang menyusui.

2. Berpeluang terkena alergi pada organ pernapasan (hidung, rongga hidung, saluran udara)


3. Lambatnya petumbuhan fisik dan otak jika dibandingkan dengan anak-anak yang kedua orang tuanya tidak merokok.


Adapun anak-anak yang sudah merokok, maka kemungkinan mereka terkena penyakit diatas menjadi dua kali lipat.[6]




SIKAP ISLAM


TERHADAP ROKOK



Sesungguhnya Allah ta’ala mengutus nabi Muhammad dengan petunjuk-Nya dan agama yang hak, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan membersihkan serta mensucikan hati mereka dari kotoran kekufuran dan kefasikan dan membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepada selain Allah ta’ala.






Dia (Rasulullah e membersihkan manusia dari kesyirikan dan kehinaan kepada selain Allah dan memerintahkannya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dengan merendahkan diri dan mencintai-Nya dan meminta serta memohon kepada-Nya dengan penuh harap dan takut. Dia juga mensucikan manusia dari setiap kebusukan maksiat dan perbuatan dosa, maka dia melarang manusia atas setiap perbuatan keji dan buruk yang dapat merusak hati seorang hamba dan mematikan cahayanya dan agar menghiasinya dengan akhlak mulia dan budi perkerti luhur serta pergaulan yang baik untuk membentuk pribadi muslim yang sempurna. Maka dari itu dia menghalalkan setiap sesuatu yang baik dan mengharamkan setiap yang keji, baik makanan, minuman, pakaian, pernikahan dan lainnya.

Termasuk yang diharamkan karena dapat menghilangkan kesucian adalah merokok, karena berbahaya bagi fisik dan mengdatangkan bau yang tidak sedap, sedangkan Islam adalah (agama) yang baik, tidak memerintahkan kecuali yang baik. Seyogyanya bagi seorang muslim untuk menjadi orang yang baik, karena sesuatu yang baik hanya layak untuk orang yang baik, dan Allah ta’ala adalah Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik.


Berikut akan kami kemukakan beberapa fatwa dari para ulama terkemuka tentang hukum rokok :


`Merokok hukumnya haram, begitu juga memperdagangkannya. Karena didalamnya terdapat sesuatu yang membahayakan, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits :


} لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ { أخرجه الإمام أحمد في المسند ومالك في الموطأ وابن ماجة


“ Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi)


Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala ketika menerangkan sifat nabi-Nya e berfirman: “dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ (al A’raf : 175)



Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia.


Ketua: Abdul Aziz bin Baz Wakil Ketua: Abdurrazzak Afifi



Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Quud.






`Merokok diharamkan, begitu juga halnya dengan Syisyah, dalilnya adalah firman Allah ta’ala: “Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap diri kalian “ (An-Nisa : 29)


“ Jangan kalian lemparkan diri kalian dalam kehancuran” (Al-Baqarah : 195)


Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa mengkonsumsi barang ini dapat membahayakan, jika membahayakan maka hukumnya haram. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:


) وَلاَ تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمْ الَّتِى جَعَلَ اللهُ لَكُمْ قِيَامًا ( النساء : 5




“ Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan..” (An Nisa:5)

Kita dilarang menyerahkan harta kita kepada mereka yang tidak sempurna akalnya karena pemborosan yang mereka lakukan. Tidak diragukan lagi bahwa mengeluarkan harta untuk membeli rokok atau syisyah merupakan pemborosan dan merusak bagi dirinya, maka berdasarkan ayat ini hal tersebut dilarang.


Sunnah Rasulullahe juga menunjukkan pelarangan terhadap pengeluaran harta yang sia-sia, dan mengeluarkan harta untuk hal ini (rokok dan syisyah) termasuk menyia-nyiakan harta. Rasulullah e bersabda:


} لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ {



Syekh Muhammad bin Sholeh bin ‘Utsaimin


Anggota Lembaga Majlis Ulama Kerajaan Saudi Arabia






` “Telah dikeluarkan sebuah fatwa dengan nomor: 1407, tanggal 9/11/1396H, dari Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa di Riyadh, sebagai berikut:[7]


“Tidak dihalalkan memperdagangkan rokok dan segala sesuatu yang diharamkam karena dia termasuk sesuatu yang buruk dan mendatangkan bahaya pada tubuh, rohani dan harta. Jika seseorang hendak mengeluarkan hartanya untuk pergi haji atau menginfakkannya pada jalan kebaikan, maka dia harus berusaha membersihkan hartanya untuk dia keluarkan untuk beribadah haji atau diinfakkan kepada jalan kebaikan, berdasarkan umumnya firman Allah ta’ala:




) يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمِ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ اْلأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيْهِ إِلاَّ أَنْ تُغْمِضُوا فِيْهِ ( (ألبقرة:267)

“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata darinya “ (Al Baqarah: 267)


Rasulullah e berasabda:


“ Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak akan menerima kecuali yang baik “ (al Hadits)


وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.



KEUNTUNGAN MENINGGALKAN ROKOK



1. Kecil kemungkinan menderita pembekuan pembuluh darah.


2. Kecil kemungkinan menderita pembekuan hati.


3. Kecil kemungkinan menderita kanker paru-paru dan kandung kemih.


4. Memperbaiki pernafasan dan saluran darah, serta meningkatkan kemampuan bergerak dan kelenturan tubuh.


5. Meningkatkan kekebalan tubuh yang dapat menangkal berbagai macam alergi dan penyakit pencernaan.


6. Memperbaiki aroma dan kecukupan materi.


7. Terwujudnya udara rumah yang bersih yang dapat melindungi anak-anak dari berbagai penyakit.













BAGAIMANA MENGHINDARI ROKOK ?


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kebiasaan buruk yang telah menggerogoti tubuh masyarakat dan menggiring mereka kepada kehancuran.


Kami sebutkan beberapa yang paling penting diantaranya:



1. Berdoa.


* Allah ta’ala berfirman:


” Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan “ (Ghafir : 60)


* Dari Abi Hurairah radiallahuanhu berkata: Rasulullah e bersabda :


} لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمُ عَلَى اللهِ مِنَ الدُّعَاءِ { أخرجه أحمد والترمذى والحاكم


“ Tidak ada yang lebih mulia disisi Allah selain doa” (Riwayat Ahmad, Turmuzi dan Hakim)




* Rasulullah e bersabda:

} دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ وَحَصِّنُوا أَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ وَأَعِدُّوا لِلْبَلاَءِ بِالدُّعَاءِ { أخرجه البيهقي والطبراني فى الكبير.


“ Obatilah orang-orang sakit diantara kalian dengan shodaqoh dan lindungilah harta kalian dengan zakat dan bersiaplah menghadapi cobaan dengan doa” (Riwayat Baihaqi dan Tabrani)


* Dari Aisyah dia berkata: Rasulullah e bersabda :


لَنْ يَنْفَعَ حَذَرٌ مِنْ قَدَرٍ وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ وَإِنَّ الْبَلاَءَ فَيَتَلَقَّاهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ أخرجه الحاكم


“ Kewaspadaan tidak berpengaruh bagi takdir, sedangkan doa bermanfaat terhadap apa yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan, sesungguhnya cobaan jika disambut dengan doa akan bertarung sampai hari kiamat” (Riwayat Hakim)



2. Tawakkal Kepada Allah ta’ala.


Tawakkal memiliki kedudukan yang tinggi dan pengaruh yang besar, Allah ta’ala memerintahkan dan menganjurkan hambanya untuk bertawakkal pada ayat-ayat-Nya yang banyak. Dalam surat Ibrahim Dia berfirman:


“Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal “ (Ali Imran : 122).


Dan Allah ta’ala telah menjamin bagi orang yang bertawakkal untuk mengurusi segala urusannya dan mencukupi segala keinginannya, sebagaimana firman-Nya: “Siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia akan mencukupi segala keinginannya” (at Thalaq: 3)




Ibnu Rajab berkata dalam kita Jami’ al-Ulum, hal 409: “Hakikat tawakkal adalah bersandarnya hati secara benar kepada Allah ta’ala dalam rangka mendatangkan manfaat dan menjauhkan mudharat (bahaya) dalam urusan dunia ataupun akhirat, dia mewakilkan segala permasalahannya kepada Allah, Imannya dia wujudkan dengan (keyakinan) bahwa tidak ada yang memberi dan mencegah, mendatangkan mudharat atau manfaat selain Dia (Allah)”

Banyak orang yang berkeyakinan bahwa tawakkal kepada Allah berarti tidak perlu melakukan sesuatu yang menjadi sebab. Ini merupakan keyakinan yang keliru, Rasulullah e ketika ditanya seseorang: “Yaa Rasulullah apakah saya lepaskan (binatang) tunggangan saya dan kemudian saya bertawakkal ?“ beliau menjawab:” Ikatlah dahulu baru kemudian bertawakkal” (diriwayatkan oleh Thabrani , al Hakim dan Ibnu Hibban).


Seorang hamba wajib mengusahakan sebab segala sesuatu dan jangan berpangku tangan dalam rangka mewujudkan segala keinginannya tapi bertawakkallah kepada Allah pemilik segala urusan”[8]


Semoga Allah ta’ala merahmati seorang penyair yang berkata:


تَوَكَّلْ عَلَى الرَّحْمَـنِ فِي كُلِّ حَاجَـةٍ


وَلاَ تُؤَثِّرَنَّ الْعَجْزَ يَوْمـًا عَلَى الطَّلَبِ


أَلَـمْ تَرَ أَنَّ اللَّــهَ قَــالَ لِمَرْيَـمَ

إِلَـيْكِ فَهُزِّيْ الْجَذْعَ يُسَاقِطُ الرُّطَبَ
وَلَوْ شَـاءَ أَنْ تَجْنِيْهِ مِـنْ غَيْرِ هَـزِّهَا

جَنَتْهُ وَلَكِـنْ كُلَّ شَـْيءٍ لَهُ سَبَـبَ



Bertawakkallah kepada Ar-Rahman (Allah) dalam setiap keperluan.


Janganlah biarkan kelemahan walaupun sehari untuk merusaha.


Bukankah kamu mengetahui apa yang Allah katakan kepada Maryam


Guncangkanlah pangkal pohon korma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah korma yang masak kepadamu


Seandainya Allah menghendaki dia mendapatkan buah korma tanpa harus menggoyang pohonnya


Niscaya dia mendapatkannya, tetapi segala sesuatu harus ada sebabnya.



3. Menghentikannya secara spontan.




Upaya ini membutuhkan tekad yang kuat setelah tawakkal kepada Allah ta’ala, sebetulnya perkaranya mudah sekali tidak seperti yang dibayangkan banyak orang, hal tersebut dapat kita perhatikan pada bulan suci Ramadhan di siang hari (dimana banyak para perokok yang dengan mudah menghentikan kegiatan merokoknya). Disamping itu ada beberapa hal yang dapat membantu dalam cara ini, diantaranya:

1. tidak bergaul dengan orang-orang yang merokok.


2. tidak meminum sesuatu yang biasa diminum perokok saat merokok.


3. melakukan olah raga secukupnya.


4. banyak memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.



4. Pengobatan kejiwaan (Psychotheraphy)




Psychotheraphy merupakan salah satu cara pengobatan yang dapat membantu para perokok menghentikan kebiasaan merokoknya, yaitu dengan cara mengetahui faktor apa saja yang merangsang seseorang untuk merokok dan kemudian mengambil tindakannya atasnya, atau dengan cara mengurangi tindakan merokok dan meningkatkan kemampuan melakukan sesuatu tanpa harus menyalakan sebatang rokok, sebagaimana mungkin juga menimbulkan keengganan merokok dengan memberikan setruman listrik bertegangan rendah ketika dia hendak menyalakan sebatang rokok, demikian juga para dokter ahli jiwa melakukan beberapa terapi kejiwaan kepada para perokok yang dapat mengontrol prilakunya dan kemudian dapat menyembuhkannya.


5. Mencari altertanif lain selain rokok.


Karena nikotin merupakan unsur yang menyebabkan seseorang perokok menjadi ketagihan, maka sesuatu yang memungkinkan bagi perokok untuk menghindari rokok dengan mengunyah sejenis permen yang mengandung nikotin atau sejenis benda yang mirip nikotin reaksinya akan tetapi tidak terus menerus, atau menggunakan larutan pencuci mulut atau sejenis tablet yang mengandung unsur yang dapat membantu para perokok menghentikan kebiasaannya. Atau dapat juga menggunakan siwak dengan selalu meletakkannya di mulut sebagai pengganti bagi perokok -secara kejiwaan- rokok yang biasa dia hisapnya..


Akan tetapi semua cara tersebut harus dilakukan dibawah pengawasan dokter dan pada umumnya hal ini akan memberikan hasil positif jika diiringi dengan terapi kejiwaan.



6. Menghentikannya Secara Bertahap


Seorang perokok dapat menghentikan kegiatan merokoknya dengan bertahap. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah konsumsi rokok sebatang atau dua batang setiap harinya. Juga dengan cara menggunakan filter yang dapat mengurangi kadar nikotin. Akan tetapi menghentikannya secara total lebih besar kemungkinan berhasilnya daripada cara bertahap.



7. Klinik Pemberantasan rokok.


Didirikannya sejumlah klinik pemberantasan rokok adalah untuk membantu para perokok menghentikan kebiasaan merokok dengan menggunakan cara akupunktur China misalnya dilengkapi dengan berbagai metode yang membantu upaya tersebut seperti sentuhan setrum listrik yang dapat melahirkan perasaan kejiwaan berupa reaksi negatif bagi perokok terhadap bau dan rasa rokok.[9]



8. Keluar dari lingkungan perokok sementara waktu.


Sekali waktu seorang perokok dapat meninggalkan dunianya yang sunyi dari rokok, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan perjalanan bersama teman-teman yang baik dengan maksud menghindari rokok bersama-sama sambil berusaha mengisi waktu yang luang sebaik-baiknya sehingga tidak timbul kesempatan untuk berkeinginan merokok, dan dengan berusaha berulang kali untuk dapat meninggalkannya dalam beberapa hari terus menerus sambil menguatkan tekad untuk menghentikannya sama sekali dan menumbuhkan kesadaran akan kemampuannya untuk itu sehingga menumbuhkan usaha yang berlipat ganda.



9. Memperbanyak bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok, menghadiri pertemuan-pertemuan dan acara-acara mereka sehingga timbul rasa malu dalam dirinya (untuk merokok) dihadapan mereka.



10. Tidak Putus Asa jika Mengalami Kegagalan.


Diketahui bahwa lebih dari 60% orang yang berusaha untuk menghentikan kegiatan merokoknya kembali melakukannya, akan tetapi upaya yang terus menerus serta mempelajari berbagai kelemahan pada akhirnya akan membuahkan keberhasilan. Orang yang memiliki tekad yang kuat adalah orang yang bersedia belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak mengenal kata menyerah selamanya.


SELAMAT…


Jika anda telah mengambil sikap untuk berhenti dari merokok, itu berarti anda adalah orang yang memiliki kesadaran dan memahami apa yang akan mengancam anda dari berbagai penyakit akibat merokok. Anda juga orang yang memiliki


tekad kuat dengan memilih tidak menjadi budak


dari kebiasaan buruk tersebut.


Kini tinggal anda bersiap-siap menghadapi tantangan berat yang ada di hadapan anda, yaitu: menahan keinginan (untuk melakukannya kembali) dan mengalahkannya.




Sesungguhnya hal ini adalah sebuah prestasi yang layak anda banggakan, maka segeralah mengumumkannya kepada rekan-rekan anda dan anggota keluarga anda, tetapkanlah waktu untuk melaksanakannya, jadikanlah sebagai sejarah yang anda rayakan karena kemenangan anda terhadap rokok. Jika telah tiba waktunya, robeklah bungkus rokok didepan teman-teman anda dan keluarga anda, dan injaklah dengan kedua kaki anda lalu ucapkanlah Takbir.



!


Boleh jadi pada awalnya anda akan mendapati kesulitan dan rintangan karena orang-orang yang dahulu adalah teman anda kini menjadi musuh anda, tidur anda menjadi tidak nyenyak, gelisah atau mungkin mengalami kegundahan. Tapi ingatlah bahwa manisnya sebuah kemenangan tidak akan dapat


dirasakan jika dapat dilakukan dengan mudah, dan musuhnya lemah, maka siapa yang terakhir tertawa


dialah yang dapat tertawa lebih banyak.



SEKALI LAGI, SELAMAT…




Faktor pendorong merokok dan upaya menghindarinya th. 1994


KETERANGAN


KESELURUHAN


%


Pendorong merokok pada permulaan


Main-main/Coba-coba


4455


50%


Jemu dan Waktu luang


3262


35%


Lain-lain


1565


15%


Pendorong Merokok Saat Sekarang


Sosialisasi


4316


46,5%


Kejiwaan dan Lingkungan


3707


39,3%


Lain-lain


1259


13,5%


Penyebab pertama kali merokok


Teman-teman


4231


45,6%


Pekerjaan


2357


25,4%


Rumah


1440


15,5%


Lain-lain


1254


13,5%


Penyembuhan


Positif


6863


73,9%


Negatif


2319


26,1%




Total

9282


100%




REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA :



1. Al Qur’an al Karim .


2. Abu Muhammad Abdul Ghoni bin Abdul Wahid bin Surur al Maqdisy, at Targhib fid Du’a wal Hatstsu Alaih, Ibnu Taimiyah, Cairo, 1411 H-1991 M.


3. DR. Ismail Abdul Muthollib al Khotib: Sumum at-Tadkhin wa Wasailul Ilaaj, Dar az Zahra lin Nasyr, 1411 H-1990 M.


4. DR. Jabir bin Musa dkk: Al-Mukhoddiroot (Al-Akhtoor, Al-Mukafahah, Al-Wiqoyah, Al-Ilaaj). Dar al Murikh lin Nasyr, Riyadh, 1409 H-1986 M.


5. Al-Hafiz Abi Bakar bin Abi Dunia : Kitab At-Tawakkul Alallah, cet. Pertama, dar al-Basyair al Islamiyah, Beirut (Tahqiqi wa ta’liq Jasim al Fahid ad Dausiry) 1407 H-1987 M.


6. Ad-Dalil al-Aam lil Jamiyyah Al-Khairiyyah li Mukaafahati At-Tadkhin, percetakan Al-Kurrosah As-Suudiyah bi Riyadh, Riyadh, 1415/1416 H.


7. Simon Morgan: Kaifa Taqla’u an At-Tadkhin, cet. Pertama, daar as Suudiyah lin Nasyr wa Tauzi’, Jeddah, 1414 H-1994 M


8. Musthofa Muharram: At-Tadkhin (Atsaruhu fil Jismi wal Aql…wathariqatu Ibtholihi), cet. Kelima, Maktabah Wahbah, Cairo, 1411 H-1991 M.


9. Muhammad Ali al Bar: al Mauqif min at Thabagh wa at Tadkhin, cet. Pertama, Dar as Suudiyah lin Nasy wa Tauzi’, Jeddah, 1414 H-1416 M


10. Muhammad Ali al Bar: At-Tadkhin Wat-Thabagh Tijarot Al-Mautul Khosiroh, cet. Pertama, Dar as Suudiyah lin Nasy wa Tauzi’, Jeddah, 1414 M-1994 M.


11. Hisyam al Khotib: At-Tadkhin Wa Jismul Insan, cet. Pertama, 1408 H-1988 M.

---------------------- catatan kaki :--------------

¨ Chapman dan Welch, As-Saitharah Ala At-Tabaagh fi Al-Alam Ats-Tsalits, Al-Athlas Al-Alami, cet. Pertama, Penang, Organisasi Persatuan Konsumen International.


¨¨ Muhammad Ali Al Barr, Al-Mauqif Asy-Syar’i Min Ath-Thabagh wa At-Tadkhin, Cet. Pertama, Dar As-Su’udiyah Linnasyr wa Tauzi’, Jeddah, 1414 H-1994 M, hal. 78



([1]) Mushtafa Muharram : At-Tadkhin, Cet. Kelima, Cairo 1411 H, hal. 11


([2]) Hisyam Al-Khotib & ‘Imad Al-Khotib, At-Tadkhin wa Jismil Insan, cet. Pertama, 1408 H-1988 M, hal. 8


[3] . Ismail Al-Khotib: Sumum At-Tadkhin, cet. Pertama, Dar Az-Zahra’ Lin-Nasyr, Cairo 1411 H-1990 M, hal. 33


[4] . Ali Thaha dkk: Adat At-Tadkhin Ladaa Thullabi Jami’ah Al-Malik Sa’ud bi Ar-Riyadh, Al Mudawwanah As-Su’udiyah At-Tibbiyyah, 1991 M, Edisi 11, hal. 141-143.


[5] . Jabir Salim Musa dkk, Al Mukhaddirat (Al Akhthar, Al Mukafahah, Al Wiqoyah, Al Ilaaj), Darul Murikh Lin-Nasyr, Riyadh 1409 H - 1986 M, hal 144.


[6] . Muhammad Ali Al-Bar, At-Tadkhin Wa At-Thabagh Tijaratul Maut Al-Khasiroh, cet. Pertama, Ad- Dar As-Suudiyah Lin-Nasyr wa Tauzi, Jeddah 1414 H - 1994 M)


[7] . Sumber : Muhammad Ali Al-Bar, Al-Mauqif Asy-Syar’i Min At-Thabagh wa Tadkhin, hal 22


[8] . Al-Hafiz Ibnu Abi Bakar bin Abi Dunia, Kitab At-Tawakkal Alallah, cet. Pertama, Darul Basyair Al-Islamiyah, Bei rut, tahqiq Jasim Ad-Duwaisry, 1407 H - 1987 M, hal. 25.


[9] . Sumber: Jabir bin Salim Musa dkk, opcit, hal. 168